Laman

Rabu, 28 Desember 2011

Terik Mentari Tak Mengusik Hati

Terik mentari tak bermaksud menyakiti, hanya menyapa hati, apakah kan menjalani hari tanpa keluh kali ini. Karena pada kondisi yang sama, penerimaan kan jelas berbeda. Desah serapah bisa saja keluar dari mulut sang keruh hati, seolah mencaci mentari ciptaan Illahi. Tapi berbeda pada jiwa-jiwa yang senantiasa menjalani hidup dengan ikhlas, terik mentari adalah sarana tuk membakar motivasi, agar keringat yang menetes, adalah ladang penghambaan pada-Nya.

Terik mentari, semakin hari semakin bertambah panasnya. Seiring dengan ini, banyak suasana hati yang menyeimbangkannya dengan salah. Ada banyak hati yang latah pada mentari, turut menyemai panas diri. Dan akibatnya, banyak jiwa mudah marah, banyak jiwa sulit ramah. Seolah jaman yang salah, padahal kitalah yang salah, lalu terusiklah indah.

Saat terik mentari makin menjadi, bukan berarti kita tetap berdiam diri, pada kesejukkan buatan sambil berpangku tangan. Saat terik mentari makin menjadi, jadikan ini pengingat diri, bahwa ada yang jauh lebih panas di akhirat sana, yang semoga tak kita jumpai.

Sahabat, mari saling menyejukkan, dengan sapaan nan penuh cinta. Sahabat, ingatkan daku selalu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar